Mengapa Kita Tidak Harus Mengklik Tombol Suka, membagikan, dan Mengetikkan kata Amin di Facebook

Mengapa Kita Tidak Harus Mengklik Tombol Suka, Membagikan, dan Mengetikkan kata "Amin" di Postingan Facebook

Mengapa Kita Tidak Harus Mengklik Tombol Suka, membagikan, dan Mengetikkan kata Amin di Facebook

Mengapa Kita Tidak Harus Mengklik Tombol Suka, membagikan, dan Mengetikkan kata "Amin" di Facebook. Terkadang bagi anda yang suka berselancar di media sosial menemukan sebuah postingan yang memohon kepada anda untuk menyukai, membagikan bahkan menyematkan komentar "Amin" di facebook.

Biasanya postingan tersebut bersamaan dengan menyematkan gambar orang yang menderita, orang yang sedang sakit, orang yang menjadi korban perang dan lain sebagainya. Atau bahkan ada yang menayangkan sebuah potongan video-video yang tidak masuk akal, seperti contoh ; gumpalan awan yang jatuh seperti air terjun, seekor ular dengan kepala lebih dari satu atau video-video yang menampilkan sebuah seseorang yang sakit membutuhkan kata "Amin" anda agar bisa sembuh, dan lain sebagainya.

Postingan tersebut selalu menggunakan kata-kata ajakan dengan sedikit menyematkan kalimat intimidasi yang membuat orang merasa berdosa atau terbebani jika tidak menyukai atau membagikan di halaman beranda facebook mereka. Dan akhirnya anda pun secara naluriah (ketakutan-red) menerima ajakan tersebut.

Mengapa Kita Tidak Harus Mengklik Tombol Suka, membagikan, dan Mengetikkan kata Amin di Facebook

Memang kita tidak dianjurkan memiliki prasangka buruk terhadap segala sesuatu di dunia ini, namun apakah anda tahu bahwa postingan tersebut memang sengaja dibuat untuk meraup uang walaupun dengan berita Hoax sekalipun?

Pernah saya pun berfikir, "Ah, yang penting kan niatnya" Tetapi jika ternyata hal tersebut digunakan untuk hal kejahatan (Facebook Spammer-red) apakah anda rela? Tampaknya saya tidak perlu memberikan contoh disini dikhawatirkan menyinggung beberapa pihak yang akan merasa dirugikan, dan saya akan selalu menjaga perasaan itu.

Tahukah anda? Jenis posting manipulatif tersebut ternyata memang dirancang untuk mengelabui atau mengeksploitasi orang menjadi menyukai, berbagi, atau berkomentar, yang pada akhirnya menghasilkan halaman pengumpul follower.

Pembuat halaman kemudian menyebarkan publisitas, virus, dan penipuan yang berbahaya. Tidak hanya itu, mereka juga akan menyimpan data Anda dan mengetahui di mana kita tinggal, tanggal lahir, dan bahkan email, yang bisa digunakan untuk menghack akun kita.

Dan penjelasan tersebut juga dikemukakan oleh Consumer Affairs sebagai berikut :
Since Facebook’s algorithms place a high value on popularity (as measured by likes and shares), these highly liked and shared pages therefore have a much higher chance of appearing in people’s “Feeds” and being seen by other Facebook users. Then, once the page has a sufficiently high popularity rating, the like-farmer either removes the page’s original content and replaces it with something else (usually malware or scam advertising); leaves the page as is and uses it as a platform for continued like-farming in order to spread malware, collect people’s marketing information or engage in other harmful activities; or outright sells the highly liked site to cybercriminals in a black market web forum.
Yang kurang lebih penjelasannya adalah sebagai berikut bahwa Facebook sebagaimana mesin pencarian seperti google, bing dan lain-lain, memiliki algoritma untuk kepentingan SEO dan iklan dengan mengutamakan hal tingginya tingkat popularitas suatu postingan atau halaman facebook.

Halaman atau postingan dengan banyak "like" tersebut memiliki peluang untuk muncul di"Feed" orang yang menyukainya. Maka tak heran ketika anda telah menyukai suatu postingan atau halaman di facebook maka setiap anda membuka facebook bisa dipastikan halaman tersebut sering muncul di wall anda. Hal itu tentu saja seringkali memancing anda untuk semakin menyukai atau bahkan menshare berita-beritanya.

Setelah halaman itu memiliki popularitas tinggi, pemilik halaman akan merubah isi asli dari postingan dengan hal lain (biasanya iklan spam, atau bahkan virus yang bersifat merusak atau penipuan). Hal yang terjadi kemudian, mereka akan meninggalkan halaman itu apa adanya dan menggunakannya sebagai platform untuk melanjutkan usaha sejenis untuk menyebarkan malware, mengumpulkan informasi transaksi pemasaran orang atau terlibat dalam aktivitas berbahaya lainnya, bahkan ada juga yang langsung menjual situs yang sangat disukai ke penjahat dunia maya di forum web pasar gelap. Wow..!

Maka dari itu marilah berpikir dua kali sebelum Anda suka, berkomentar atau berbagi berita di Facebook. Berbagilah berita yang sekiranya masuk akal. Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi sekedar mengingatkan bahwa manusia dibekali dengan akal pikiran sehingga kita harus bisa membedakan mana hal benar mana hal yang tidak benar.

Demikian artikel tentang Mengapa Kita Tidak Harus Mengklik Tombol Suka, membagikan, dan Mengetikkan kata Amin di Facebook semoga bermanfaat. Terima kasih telah membaca artikel Agung Jaka Nugraha, Wassalam

Mengapa Kita Tidak Harus Mengklik Tombol Suka, membagikan, dan Mengetikkan kata Amin di Facebook

Source :
  • https://brightside.me/wonder-curiosities/heres-the-reason-why-you-shouldnt-type-amen-on-a-facebook-post-310610/
  • http://www.courtneywestlake.com/why-you-shouldnt-share-posts-of-sick-children/
  • http://www.consumeraffairs.com/news/like-farming-facebook-scams-look-before-you-like-042215.html