Bermula dari perang antara Afghanistan dibantu Uni Soviet melawan gerakan MUJAHID dibantu Arab Saudi & USA. Gerakan mujahid ini yang nantinya akan menjadi bibit AL-QAIDA yang dipimpin Osama bin Laden. Yang perlu kita ketahui adalah, selain berjihad dengan cara meneror, Al-Qaida merupakan ladang bisnis bagi Osama dan organisasinya dengan cara menggunakan sentimen Agama sebagai senjatanya.
Sejarah Monarki Afghanistan
Sebelum masuk kedalam pembahasan, ada baiknya kita fokus sejenak ke Afganistan, karena seluruh gerakan jihad "modern" & rangkaian teror di seluruh dunia mungkin tidak akan pernah ada jika seandainya Afganistan tidak pernah mengalami kemelut yang parah dan panjang.Afganistan awalnya adalah negara monarki sejak tahun 1929 sampai 1973, dengan Raja pertama Amanullah Khan yang memimpin di tahun 1926-1929, dilanjutkan oleh Raja Muhammad Nadir Shah yang memimpin di tahun 1929 - 1933. Kemudian diteruskan oleh Raja Mohammad Zahir Shah yang menjadi raja dengan masa kekuasaan terlama sejak tahun 1933 sampai 1973. Raja Zahir Shah juga merupakan raja terakhir seiring dengan runtuhnya sistem monarki di Afganistan.
Awal Keruntuhan, Penggulingan Kekuasaan, dan Reformasi
Awal mula keruntuhan kerajaan Afganistan bermula saat keponakan Raja Zahir, yakni Mohammad Daoud menjabat sebagai perdana menteri pada tahun 1953. Daoud melancarkan kudeta terhadap raja, dengan tuduhan korupsi & gagal memperbaiki ekonomi Afganistan. Kudeta tersebut berjalan denan mulus tanpa pertumpahan darah yang kemudian Raja Zahir menyerahkan kekuasaannya pada 17 Juli 1973.Daoud membubarkan sistem monarki, menggantinya dengan sistem republik. Dia berambisi mereformasi Afganistan dari sisi ekonomi & sosial, selain juga membuka keran kebebasan berpolitik, berpendapat, berorganisasi & beragam ideologi yang hidup di Afganistan.
Tetapi justru kebebasan ini memicu jatuhnya kekuasaan Daoud sendiri. Daoud yang dinilai gagal mereformasi Afganistan, menuai protes dari kalangan masyarakat, terutama dari Partai Demokrasi Rakyat Afganistan yang berideologi Komunis.
Dia digulingkan dari kekuasaanya pada April 1978, lalu Daoud beserta seluruh keluarganya dihukum mati. Kemudian naiklah Sekjen Partai Demokrasi Rakyat Afganistan yakni Nur Muhammad Taraki menjadi Presiden Dewan Revolusi Republik Demokratik Afganistan dengan Hafizullah Amin sebagai wakilnya. Selama memimpin, rezim Taraki menerapkan program revolusi bergaya Uni Soviet.
Penerapan revolusi ala Taraki yang beraliran komunis berakibat munculnya perlawanan dari kalangan Islam konservatif yang menganggap jalan revolusi tersebut bertentangan dengan syariat Islam. Pada tahun 1978, pemberontakan dimulai oleh kelompok Garnisun, di wilayah Nuristan. Perang saudara antara kelompok pro pemerintah dengan kelompok pro Mujahidin Garnisun menyebar ke seluruh negeri.
Bantuan Uni Soviet
Karena merasa kewalahan dengan perlawanan Garnisun, kondisi tersebut membuat Taraki meminta bantuan sekutunya Uni Soviet. Sementara Uni Soviet sendiri mempunyai kepentingan merasa perlu untuk mempertahankan pemerintahan Komunis di Afganistan.Sebenarnya hubungan antara Afganistan & Uni Soviet sudah lama terjalin, bahkan sejak zaman Uni Soviet & Afganistan masih sama-sama berbentuk Monarki. Bahkan saat Tsar Nicolas bersaing dengan Inggris berebut perluasan wilayah, kerajaan Afganistan sudah menjadi sekutu Tsar Russia.
Hubungan terus berlanjut pada masa Uni Soviet, dengan adanya bantuan ekonomi & militer untuk Afganistan pada tahun 1955 berupa jutaan rubel emas, senjata, amunisi, dan pelatihan militer Afganistan oleh Uni Soviet. Maka sangatlah wajar jika Afganistan meminta bantuan kawan lamanya.
Kembali ke tahun 1978 di Afganistan, permintaan bantuan oleh Taraki di setujui Uni Soviet, Mei 1978 Soviet mengirim 400 penasihat militer ke Afganistan, disusul dengan bantuan persenjataan lainnya pada Desember 1978 guna menghalau pemberontakan mujahid Afganistan.
Semakin kuatnya rezim Taraki yang didukung penuh Soviet memicu pemberontakan yang awalnya oleh Mujahid, kini justru memicu dan melibatkan suku-suku lain di Afganistan seperti suku Nuristan & suku Pashtun sehingga pemerintah semakin sulit meredam pemberontakan. Kekacauan pun semakin melebar sejak 1978 hingga 1979. Tercatat 24 dari 28 provinsi dilanda kekacauan akibat pemberontakan tersebut rakyat berhasil membantai sekitar 100 penasihat militer Soviet.
Pemerintah membalas dengan pengeboman yg menewaskan sekitar 24.000 penduduk. Melihat kesempatan ini, Wakil dari Taraki yakni Hafizullah Amin diam-diam mendukung kelompok pemberontak, dengan memanfaatkan mereka guna mengkudeta Taraki. Hafizullah juga berbalik arah dan meminta bantuan USA, dengan dalih untuk menghentikan dominasi komunis di Afganistan.
Permintaan bantuan Hafizullah disambut dengan cepat oleh Amerika. Kemudian pada tanggal 3 Juli 1979, Presiden Amerika, Jimmy Carter menandatangani perintah operasi CIA untuk melawan rezim komunis & membantu Hafizullah di Afganistan berupa keuangan dan senjata bagi kelompok Mujahid. Tidak hanya dengan USA, Hafizullah juga menggalang kekuatan dari Pakistan & Kerajaan Arab Saudi.
Saat kekuatan dirasa cukup, Hafizullah memerintahkan pengawal pribadinya membunuh Taraki pada 14 September 1979 dengan menggunakan bantal, saat Taraki sedang tidur. Hafizullah Amin merebut kekuasaan pada September 1979, langkah Hafizullah selanjutnya adalah menyingkirkan musuhnya, termasuk orang yang setia kepada Soviet.
Melihat pengkhianatan itu maka Partai Demokrasi Rakyat Afganistan melakukan pemberontakan balasan. Mereka meminta bantuan Soviet, maka pasukan terjun payung Soviet mulai mendarat di Kabul pada tanggal 25 Desember 1979. Tujuannya adalah merebut kembali kekuasaan Afganistan dan menggulingkan kekuasaan Hafizullah.
Soviet melancarkan Operasi Badai 333, dibantu dengan Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, operasi tersebut berhasil. Dan Hafizullah dihukum mati pada 28 Desember 1979 oleh Komite Pusat Revolusi Afganistan. Komite itu kemudian memilih Babrak Karmal sebagai kepala pemerintahan.
Babrak Karmal selama pemerintahnya memulihkan kekuasaan ditiap provinsi yang diduduki oleh Mujahidin dan menghancurkan mujahidin yang anti komunis. Akibatnya Babrak Karmal ditentang oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang menyesalkan masuknya Uni Soviet ke Afganistan.
Konfrensi OKI menuntut mundurnya pasukan Soviet dari Afganistan pada pertemuan di Islamabad yg digelar 10 Januari sampai 14 Januari 1980. Keputusan OKI menjadi awal pergerakan pemuda di jazirah Arab untuk melepaskan Afganistan dari pengaruh Soviet & bergabung dengan Mujahidin
Awal mula Gerakan Jihad "Modern"
Salah satunya adalah cendekiawan karismatik Yordania asal Palestina yakni Abdullah Azzam yang bergabung dengan mujahid Afganistan, disana Azzam menjadi tokoh berpengaruh karena kerap mengobarkan semangat mujahidin Afganistan dengan semangat jihad & membuat fatwa wajib jihad.Azzam mendirikan Baitul Anshar & media Ummah Islam berbentuk majalah. Seruan jihad Azzam tersebar ke penjuru dunia, menggugah pemuda untuk bergabung ke Afganistan. Termasuk Osama bin Laden, yang kala itu adalah seorang sarjana Ekonomi & Manajemen Universitas King Abdul Aziz di Jeddah.
Bagi Osama bin Laden sendiri, berangkat ke Afganistan, selain berjihad adalah dalam rangka membantu perjuangan Abdullah Azzam yang tak lain adalah dosen nya di Universitas King Abdul Aziz.
Bergabungnya Osama membuat mujahid makin kuat melawan Soviet & pemerintahan Afganistan. Osama bukanlah orang sembarangan, selain sebagai tentara jihad, dia juga anak dari Muhammad bin Ladin, salah satu orang terkaya di Arab Saudi, pengusaha konstruksi Arab Saudi ini memiliki harta kekayaan sejumlah 300 miliar dolar Amerika.
Peran Osama dalam jihad di Afganistan menjadi sangat penting, karena Osama menggalang dana perang melalui jalur kekayaan dan relasi keluarganya.
Tidak hanya menjalin hubungan dengan pengusaha Arab, Osama juga menjadi kunci penghubung dengan USA lewat CIA. Sehingga perjuangan mujahid melawan Soviet akhirnya digerakkan oleh dua tokoh yakni Abdullah Azzam yang merancang pendidikan, doktrin & ajaran jihad, serta Osama bin Laden yang bertugas melakukan perekrutan anggota jihad & mengatur pendanaan perang.
Sementara itu pihak USA mengadopsi pola yang sama dengan mujahid, yaitu membungkus operasi militer USA dengan seruan Agama. Presiden Ronald Reagan mengatakan operasi di Afganistan adalah perang suci didepan Asosiasi Evangelis Nasional pada tahun 1983.
Reagan mengatakan : "Soviet adalah biang kejahatan di dunia, kami diperintahkan oleh Bible dan Tuhan Yesus menentangnya sekuat tenaga". Maka Reagan & William Casey Direktur CIA memutuskan perang suci, bergabung dengan mujahid di Afganistan.
Yang juga sesuai dengan perkataan Hillary Clinton
Ladang Bisnis
Bantuan militer USA di Afganistan yang awalnya disebut sebagai perang suci, berubah menjadi kongsi bisnis antara Arab Saudi, USA & Osama bin Laden yang mewakili mujahid.Hasil berbisnis itu membuat Osama dan kelompok mujahid meraih untung 600 juta US Dollar di periode awal.
Hal ini menjadikan pasukan mujahid menjadi sebuah raksasa militer yang bertarung melawan Soviet, baik dari pendanaan maupun kekuatan prajurit. Karena melalui pidato Azzam relawan terus berdatangan dari Yaman, Mesir, Aljazair, Sudan, Irak, Indonesia, Filipina & Malaysia pada tahun 1984.
Doktrin Jihad
Kamp pelatihan mujahid dibangun di Peshawar, para relawan dilatih militer dan diberi ajaran jihad oleh Azzam, dia menanamkan faham bahwa jihad adalah rukun Islam keenam setara dengan Syahadat, Solat, Zakat, Puasa & Haji. Seorang muslim yang mengabaikan jihad harus bertanggung jawab dihadapan Allah SWT.Teori Azzam tentu tidak datang begitu saja, dia mengadopsi teori klasik ulama abad ke 8, bahwa ketika Islam diserang, maka jihad menjadi Fardhu Ain bagi tiap muslim. Tetapi jihad versi Azzam bukanlah aksi teror, bom bunuh diri atau membunuh warga sipil, targetnya adalah murni kepada Soviet, bahkan Azzam melarang menyakiti pihak komunis Partai Demokrasi Rakyat Afganistan, karena mereka juga adalah muslim.
Perbedaan pendapat antara Azzam dan Osama
Pandangan Azzam semakin lama, dikemudian hari menimbulkan polemik dikalangan mujahid, menurut sebagian mereka, sulit memenangkan pertempuran jika hanya memberantas Soviet, sementara pihak pro pemerintah, didekati dengan cara persuasif agar berbalik mendukung mujahid.Perbedaan pandangan ini semakin meruncing saat bergabungnya Ayman Zawahiri & Mohammed Atef para tokoh radikal Mesir kedalam tubuh mujahid Baitul Anshar. Tujuan keduanya ke Afganistan bukan murni berjihad, tapi dalam rangka lari dari negara asalnya.
Azzam mengetahui bahwa 2 anggota barunya tersebut adalah salah satu tokoh yang membunuh pemimpin Mesir yakni Anwar Sadat. Azzam memprotes Osama sebagai perekrut yang meloloskan mereka bergabung. Osama menjelaskan pentingnya peran mereka karena mereka mujahid Mesir yang terlatih.
Dalam diskusi Azzam dan Osama, dia menyampaikan masukan dari para mujahid dilapangan soal kendala mereka menghadapi koalisi Soviet yaitu pihak yg pro pemerintahan Komunis Afganistan.
Azzam bersikeras bahwa tidak boleh membunuh sesama muslim, targetnya adalah hanya Soviet.
Akhirnya kerenggangan hubungan antara Azzam dan muridnya Osama dimulai, Azzam bersikeras mempertahankan pandangannya bahwa membunuh sesama muslim melanggar ajaran Islam. Tidak semua mujahid taat pada perintah Azzam, sebagian mereka mengikuti Osama, Zawahiri & Atef
Perpecahan 2 kubu ini semakin diperparah pada saat dukungan Arab Saudi jatuh kepada Osama. Ada 4 faktor yang mempengaruhi keputusan Arab Saudi.
- Bisnis minyak antara Arab, Osama & USA dalam pertempuran di Afganistan.
- Kedekatan emosional Saudi & Osama juga berpengaruh, mengingat Osama sendiri adalah warga negara Arab Saudi, keluarganya termasuk orang berpengaruh disana.
- Kecondongan Azzam lebih dekat dengan kelompok revolusioner Iran, yg mana Iran sendiri mantan rival Saudi, sejak keberhasilan revolusi Syi‘ah di Iran, yang mengancam dominasi kepemimpinan Saudi atas negara-negara Islam di dunia.
- Arab Saudi menganut faham Islam yang dikembangkan Muhammad Ibnu Abdul Al-Wahhab tokoh pembaharu Arab pada abad ke 18, faham ini dikenal dengan Wahhabisme yg ajarannya mengacu pada kemurnian Islam & menolak pandangan lain, terutama Syiah yg berbasis di Iran sampai saat ini
Maka sangatlah wajar jika Saudi sejak dulu menjadi rival Iran, terlebih ketika kaum Wahhabi menghancurkan monumen, situs bersejarah peninggalan Nabi Muhammad SAW & para Sahabatnya di wilayah Arab Saudi saat awal berdirinya kerajaan Saudi Arabia.
Kaum Syiah yang dikenal sangat mengkultuskan Ali bin Abi Thalib dan garis keturunan cucu Nabi Muhammad SAW, yakni Hassan & Hussein menentang keras manuver Saudi dengan faham Wahhabi nya, sehingga Wahhabi membalasnya dengan menolak faham Syiah, serta dengan memberitahukan kepada seluruh ummat Islam bahwa Syiah bukan bagian dari Islam & menggolongkannya sebagai aliran sesat.
Memang dari segi ritual ibadah Syiah berbeda dengan kebayakan Islam lainnya. Pengkultusan Ali bin Abi Thalib dan keturunannya & kebencian Syiah kepada Abu Bakar, Usman, serta Usman juga menjadi pembeda Syiah dengan ummat Islam lain. Tapi pola Wahhabi & Syiah dalam mengafirkan orang diluar golongannya terbilang mirip. Wahhabi & Syiah sama2 berambisi mendominasi dunia Islam, walaupun faktanya Syiah jauh ketinggalan dalam soal ini.
KSA dan Wahabisme
Saudi dengan gerakan Wahhabi nya cenderung dapat diterima kalangan Islam karena tidak terlalu terlihat perbedaan mencolok dalam soal ibadah & pemahaman. Ditambah Arab Saudi kerap memberi bantuan kepada negara Islam & negara berpenduduk Agama Islam diseluruh dunia. Mulai dari mendanai pembangunan masjid, dana bagi rakyat miskin, sekolah & pendidikan gratis. Akan tetapi tentunya dengan kurikulum Wahhabisme sebagai imbalan atas jasa Saudi.Tiap negara yang menerima bantuan menuntut kesesuaian pemahaman, menolak semua bentuk tradisi & kebudayaan lokal yang menyatu terhadap ajaran Islam serta menekankan penyerapan kebudayaan Arab dinegara penerima bantuan.
Pengaruh penolakan Wahhabi atas semua bentuk Islam lain yang fleksibel terhadap tradisi & budaya lokal menjangkau mulai dari negara Islam Timur Tengah, Afrika, Asia serta negara berpenduduk Islam di Asia Tenggara (termasuk Indonesia), Amerika & Eropa. Khusus untuk di Indonesia, peran Saudi dengan Wahhabisme-nya sulit dipisahkan karena sebelum merdeka gerakan mereka sudah ada.
Walaupun Bung Karno tak menolak Wahhabisme, tetapi beliau mengingatkan untuk memeluk ajaran Islam saja, bukan budaya Arabnya & tetap menjaga budaya Indonesia.
Menurut banyak pengamat Timur Tengah dampak dari dominasi Saudi yg bersekutu dengan USA ini menghambat kemerdekaan negara Islam yg berkonflik. Contoh posisi Saudi dalam konflik Palestina dengan Israel terkesan setengah hati, sulit bagi Palestina mencapai kemerdekaan, mengingat Israel selama ini didukung USA yang tak lain adalah sekutu Saudi.
Konferensi yg digelar Saudi bersama OKI walaupun sudah berkali-kali dilakukan untuk pembebasan Palestina terkesan sebatas seremonial tanpa ada keputusan kongkrit bagi Palestina, sehingga jalan keluar bagi kemerdekaan Palestina selalu menemui jalan buntu selama puluhan tahun.
Pembahasan soal Saudi, Wahhabisme & persekutuannya dengan USA, tentu menjadi poin yg sulit diterima atau bahkan aneh bagi yang membaca terutama yang beragama Islam, tetapi saya mengajak kawan-kawan untuk melihat sisi lain dari Saudi, diharapkan kawan-kawan menggali lebih jauh soal akurat atau tidaknya poin tersebut.
Jihad, Radikalisme, dan Wahabisme
Dukungan Saudi kepihak Osama tidak lantas membuat Azzam didepak posisinya sebagai pimpinan mujahid. Saudi memang kurang setuju akan kedekatan Azzam dengan kelompok revolusi Iran walaupun dia bukan penganut Syiah. Alasan Saudi & USA membiarkan kondisi mujahid yg terpecah kubu Azzam & kubu Osama adalah agar tercampurnya semangat jihad ala Azzam, dengan radikalisme ala Zawahiri dipihak Osama. Sementara Osama sendiri tak ambil pusing soal perpecahan itu, baginya jihad adalah lahan bisnis.Satu yang belum tercampur dimedan jihad itu adalah Wahhabisme Saudi, maka atas alasan itu pula Saudi mengirim lebih banyak anak muda untuk bergabung jihad di Afganistan dengan akomodasi gratis & digaji.
Semenjak itu tercampurlah jihad, radikalisme & Wahhabisme disana. Dengan kekuatan besar pada tahun 1985, mujahid yg terdiri dari campuran latar belakang faham Islam ini menjadi momok menyeramkan bagi Soviet & komunis Afganistan.
Mereka menyerang secara brutal, mulai dari sabotase, mengambil alih kantor media & mengebom kantor pemerintahan. Tak sampai disitu penyerangan ditempat umum juga dilakukan, seperti pasar, hotel, bioskop, dan tempat umum lain yang sebelumnya sangat dilarang keras oleh Azzam selaku pimpinan mujahid untuk melukai warga sipil & penduduk muslim lainnya.
Sementara di daerah perbatasan dengan Pakistan, para mujahid menembakkan 800 roket setiap harinya kearah pasukan Soviet & Komunis Afganistan diperbatasan, sampai suatu saat roket mujahid menembak pesawat komersil Bakhtar Airlanes yg lewat, menyebabkan 52 penumpangnya tewas.
Mujahid juga sering kali menggunakan ranjau darat secara besar-besaran yang dipasang mulai dari perbatasan, hingga menuju perkotaan, bahkan untuk memasang rajau tersebut, mujahid sering meminta bantuan penduduk lokal baik pria, wanita, remaja, juga termasuk anak-anak.
Lain halnya dengan pasukan khusus para mujahid, pasukan ini dibagi perkelompok, satu kelompok terdiri dari 5 orang setelah menerima misi kelompok ini menyebar, menyerang petinggi tentara Soviet atau pemerintah. Kelompok pasukan khusus mujahid ini tidak langsung menyerang target, tetapi mereka mempelajari aktifitas target & memilih metode pembunuhan yg tepat, seperti menembak target saat berkendara, menaruh ranjau di rumahnya, atau menggunakan racun.
Penahanan Azzam
Melihat kacaunya pasukan mujahid yang semakin hari semakin brutal & makin sulit dikendalikan, Azzam berencana menarik diri dari pertempuran di Afganistan pada 1985, tetapi niatnya gagal karena Osama menyandera gurunya itu, tindakan Osama didukung mayoritas mujahid saat itu. Azzam dan keluarga dipaksa untuk tetap berada di markas mujahidin Baitul Anshar serta dipaksa tidak mundur dari jabatan ketua mujahid.Bukan karena sosok karismatiknya Azzam, hal ini dilakukan Osama atas saran dari USA & Saudi untuk menjadikan Azzam sebagai tameng saja. Penempatan Azzam sebagai tameng agar dunia tetap menyangka bahwa kebrutalan mujahid di Afganistan atas perintah Azzam, sementara dirinya tak mampu melawan, karena keselamatan keluarganya menjadi ancaman. Hal ini yang membuat citra buruk Azzam dimata dunia, masih melekat sampai hari ini.
Saat itu Komando diambil alih oleh Osama, dibantu oleh penasehat dari CIA & militer Saudi.
Untuk doktrin & pendidikan para mujahid yang tadinya dipegang oleh Azzam, kemudian diserahkan kepada Zawahiri, sementara Atef memegang peran menuliskan propaganda Jihad keseluruh dunia.
Doktrin dibuat semakin lengkap karena dicampur ayat Al-Quran, Hadist perang, semangat jihad, radikalisme & wahhabisme. Doktrin ini yang hingga sekarang melekat dikalangan Islam radikal tentu saja dengan ciri mudah mengkafirkan orang, anti pemerintah & menjuluki Thogut ke aparat polisi pemerintah.
Dalam masa penahanan, Azzam menjalani hari-harinya seperti biasa, beribadah & melayani tentara mujahid yang terluka. Dia tidak diizinkan berkomunikasi dengan dunia luar atau mengajarkan materi jihad versi dirinya kepada para mujahid.
Serangan mujahid untuk memukul mundur pasukan Soviet & pemerintah terus mereka lakukan, lebih dari 23.500 tembakan terhadap wilayah yang diduduki pemerintah. Serta lebih dari 1.800 aksi terorisme berupa pengeboman dilakukan, yang menelan korban sipil maupun militer pemerintah.
Mundurnya Soviet
Kekalahan beruntun yang diterima Soviet dari mujahid terlebih semakin ganasnya mujahid, membuat Mikhail Gorbachev pemimpin Soviet saat itu mulai membuka jalan perundingan, sangat jelas Soviet mencari cara mundur dari pertempuran Afganistan tanpa harus menanggung malu.Selain itu Gorbacev menilai pemerintahan Presiden Karmal sejak tahun 1980 sama sekali tak efektif dalam memerintah. Sehingga akhirnya Soviet menjadikan Karmal sebagai kambing hitam dimata Dunia atas segala permasalahan di Afganistan. Saat posisi Karmal semakin lemah, pada November 1986, Karmal mundur dari jabatannya, digantikan Mohammad Najibullah kepala intelijen Afganistan (KHAD).
Nasib Karmal yang bertahun-tahun kepalanya menjadi incaran mujahid untuk dipenggal, akhirnya kabur ke Moscow. Masa pemerintahan Najibullah, Afganistan lebih milih jalan perundingan damai dengan kelompok mujahid, tapi tidak digubris, mujahid tetap melakukan pembunuhan & pengeboman untuk merebut wilayah strategis serta area sumber daya alam yang selama ini dikuasai Soviet & Pemerintah.
Posisi Najibullah yang makin terdesak serta kekuarangan pasukan membuat dirinya lebih memilih mestabilkan posisi politiknya dengan kampanye damai kepada pihak mujahid, serta memenuhi tuntutan para mujahid untuk melepaskan kerjasama dengan Uni Soviet.
Keputusan Najibullah untuk berdamai dibuktikan dengan membawa persoalan negaranya keranah internasional untuk meminta perundingan perdamaian. Hal tersebut disusul Gorbacev dengan mengumumkan penarikan pasukan Soviet dari Afganistan pada 20 Juli 1987.
Perundingan berakhirnya perang Afganistan dilakukan di Jenewa antara pihak Afganistan, USA & Uni Soviet, hasil putusan perundingan diserahkan ke PBB, lalu PBB melakukan misi khusus untuk mengawasi proses perdamaian serta memulihkan pemerintahan Afganistan. Setelah perjanjian damai tersebut pemulihan pemerintahan Najibullah di Afganistan dimulai dengan merangkul sebagian mujahid dan memberikan posisi strategis di pemerintahan.
Sisanya yang menolak ikut & tetap menjadi pemberontak, sehingga kerap menimbulkan perang saudara. Setelah bubarnya Baitul Anshar mantan pemimpin mujahid, Abdullah Azzam dibebaskan, tetapi pemerintahan Najibullah terus memburu Azzam karena mengira selama ini dirinya adalah penyebab kekacauan, dikhawatirkan jika dibiarkan hidup sebagian pemberontak yg masih tersisa akan dipimpinnya lagi.
Akhir Hidup Azzam
Pada Jumat 24 November 1989, pencarian lokasi Azzam berhasil ditemukan di Pakistan, tentara memasang tiga bom dijalan ke arah masjid tempat biasa Azzam shalat berjamaah. Azzam bersama kedua putranya siang itu berangkat menuju masjid untuk menunaikan shalat jumat.Saat kendaraan Azzam melewati jalan yg sudah dipasang bom, segera bom itu meledak.
Azzam bersama kedua orang putranya tewas seketika, dengan kondisi badan ketiganya yg hancur lebur.
Akhir Konflik Afghanistan dan kemunculan Jaringan Al-Qaidah
Semenjak berakhirnya perang Afganistan, para mujahid dari berbagai negara kembali ke negaranya masing-masing, termasuk Osama yang kembali ke Riyadh Arab Saudi. Dengan bermodalkan keuntungan bisnisnya sejumlah 4 Juta USD selama perang 9 tahun di Afganistan, Osama berbisnis konstruksi. Sementara veteran perang Afganistan asal Indonesia juga kembali, seperti Mukhlas alias Ali Gufron (dihukum mati kasus bom bali), Encep Nurjaman alias Hambali (dipenjara di Guantanamo kasus bom diwilayah Asia)Bisnis konstruksi milik Osama dan keluarganya kerap memegang proyek prestisius mulai dari pembangunan, gedung, jalan, bandara, stasiun dll. Osama melebarkan sayap bisnisnya dgn mendirikan showroom mobil sport, dia jg dikenal pengusaha yg dekat dengan lingkaran kerajaan.
Semasa di Saudi ini Osama mendirikan organisasi Al-Qaidah, yang awalnya bertujuan hanya untuk forum silaturahmi veteran mujahid perang di Afganistan saja, tak lebih dari itu pada 1988. Namun, kelak organisasi ini menjadi organisasi teror yang mengispirasi berdirinya organisasi radikal lainnya.
Al-Qaidah yang menjadi organisasi alumni perang Afganistan disambut baik oleh seluruh veteran, tapi seiring bertambah banyak veteran yang bergabung, mulai muncul usulan untuk kembali berjihad, termasuk Mukhlas yang datang dari Indonesia menemui Osama di Saudi mendesak usulan itu. Motivasi mereka kembali berjihad untuk membantu konflik di negara berpenduduk Islam yg masih bergejolak, seperti Bosnia, Aljazair & Irak.
Dikutip dari Nasir Al-Bahri (kelak menjadi pengawal Osama) dia menjelaskan perubahan tujuan awal Al-Qaidah. "Kami terhenyak melihat tragedi yang menimpa umat Islam, ide tentang revolusi Islam selalu menggebu dihati kami, apa gunanya nasionalisme kafir yang egois, tidak menyeluruh, kami harapkan imam Osama tak terlalu sibuk bisnis untuk urusan duniawi, tapi lebih memikirkan syahid"
Nasir teringat bagaimana mereka mengidolakan veteran perang Afganistan karena Nasir masih kecil saat perang itu "Kami melihat para mujahid yang kembali dari Afganistan, berjalan di sekitar Makkah & Madinah, kami serasa hidup bersama generasi sahabat nabi, mereka contoh teladan"
Saat dikonfirmasi tentang dukungan USA lewat CIA kepada mujahid dalam perang Afganistan, Nasir menanggapi "Kami pergi kemedan perang bukan karena Amerika walaupun mereka membantu tidak ada yang salah, kami hanya ingin kemuliaan mati syahid dijalan Allah".
Memasuki tahun 1990'an menjadi titik awal Al-Qaidah terjun kedalam konflik negara lain, seperti di Aljazair & Bosnia serta perang teluk saat invansi Irak ke Kuwait, namun ambisi Al-Qaidah ikut dalam perang teluk gagal total karena tidak mendapat persetujuan dari raja Saudi.
Osama melihat perang teluk sebagai ladang bisnis, dia menawarkan jasa Al-Qaidah kepada Raja Fahd & memanfaatkan para anggotanya sebagai tentara bayaran, tentu dia akan meraup untung besar, karena anggotanya tak perlu dibayar, mereka menganggap hal itu adalah jalan jihad.
Selain itu, jika Raja Fahd menerima jasa Al-Qaidah untuk melindungi ladang minyak Arab Saudi di Kuwait, maka Osama dapat melebarkan sayap bisnis keperminyakan & Osama meminta bayaran berupa menjadikan dirinya sebagai salah satu pemegang saham perusahaan minyak kerajaan Saudi. Permintaan Osama ditolak oleh Raja Fahd, lalu raja memutuskan untuk meminta bantuan USA dalam hal perlindungan ladang minyak di Kuwait. Keputusan raja membuat Osama marah & kecewa, ini lah titik awal keterangannya dengan raja Fahd, kelak Osama melancarkan kudeta kepada raja.
Saat Presiden Aljazair Chadli Bendjedid jatuh, Front Islamique du Salut (FIS) memenangkan jajak pendapat atas Front de Liberation Nationale (FLN) pada 1990, hal ini menggoyahkan peran Perancis di Aljazair, untuk itu Perancis menyewa jasa Osama untuk menggembosi FIS dari dalam.
Hal ini sangat cocok karena antara FIS dan Al-Qaida sama2 berbasis pergerakan Islam, Osama menyerukan jihad kepada anggotanya serta membela FIS, padahal Osama sendiri ada dipihak Perancis & FLN. Mirisnya anggota Al-Qaida memiliki harapan menciptakan negara Islam di Aljazair lewat kemenangan FIS & mendambakan mati syahid disana. Walaupun sebenarnya aksi jihad mereka tidak lebih dari bagian bisnis Osama, lagi pula FIS adalah gerakan politik, bukan gerakan ekstrim.
Menyadari pergerakannya ditunggangi Al-Qaidah yang terlewat ekstrim, maka FIS terpecah dua, misi Osama berhasil menggembosi FIS dari dalam. Sementara anggota FIS yg terpengaruh pemikiran radikal Al-Qaidah, membentuk Jamaah Islamiyah Musallahah atau Group Islamic Army (GIA).
Manuver GIA mengejutkan rakyat Aljazair, mereka melakukan teror, membunuh rakyat sipil, membunuh wartawan serta membunuh kalangan intelektual religius maupun intelektual sekuler.
Militer Aljazair menghabisi anggota FIS maupun mantan anggota FIS ekstrim di GIA secara bertahap.
Yang konyol, ketika GIA merencanakan pembajakan pesawat yang akan terbang menuju Perancis dan menjatuhkan pesawat itu di Paris, sebagai bentuk perlawanan kepada Perancis, rencana itu digagalkan oleh Osama, hal itu membuat bingung anggota Al-Qaida yang bergabung dengan GIA. Hal tersebut menjadi wajar, karena Osama sendiri berada di pihak Perancis.
Kebingungan diantara mujahid GIA & Al-Qaida dengan gagalnya serangan pesawat, membuat kesolidan pecah, pemberontakan semakin lemah, militer Aljazair berhasil menghabisi pemberontak. Pihak FLN memenangkan konflik, maka Muhammad Boudiaf salah satu pendiri FLN diangkat menjadi kepala pemerintahan sementara. Intervensi Perancis atas Aljazair kembali pulih, Osama sukses menyelesaikan orderan kliennya, tentara Al-Qaida dipulangkan kenegara asal oleh Boudiaf.
Dalam perang Bosnia tahun 1992 - 1995, keterlibatan Al-Qaida dipihak Bosnia Herzegovina dimulai tahun 1993, Osama menunjuk Ayman Zawahiri sebagai komandan disana, dengan kekuatan 40.000 anggota Al-Qaida dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Saudi, Maroko & Yaman. Sumber dana Al-Qaida di Bosnia sebesar 600 Juta USD didapat Osama dari High Commission for Relief of Bosnia Herzegovina (SHC) yayasan yg dibentuk oleh Pangeran Salman (Raja Saudi sekarang) tahun 1993, pendanaan Al-Qaida oleh Pangeran Salman jg diketahui & disetujui Raja Fahd
Sementara di Saudi kaum reformis memprotes kerajaan karena tidak setuju dengan penggunaan pasukan USA untuk pengamanan wilayah strategis di Saudi sama seperti di perang teluk.
Osama ikut terlibat protes bersama kelompok reformis untuk mengkudeta Raja Fahd.
Akibat "keterlibatan" Osama dalam upaya kudeta, pihak kerajaan Saudi mencabut status kewarganegaraan & membekukan seluruh aset kekayaan pribadi Osama di Saudi.
Lalu Osama pergi mengungsi ke Sudan, menetap disana & mengendalikan Al-Qaida dari Sudan selama 4 tahun.
Tapi banyak pihak yg meragukan kudeta Osama, seperti, Iraq, Iran, Libya & Russia.
Mereka menganggap bahwa kudeta Osama adalah kamuflase untuk menutupi kerjasama Al-Qaida & Kerajaan Saudi pada dunia, seperti saat perang Bosnia, agar pendanaan Al-Qaida oleh Saudi tidak tercium
Pindahnya Osama ke Sudan paska kudeta, dinilai pihak negara yg curiga tersebut, tak lebih dari pendudukan Osama atas konflik saudara yg terjadi di Sudan saat itu.
Aset & kekayaan Osama tidak dibekukan melainkan dialihkan kesektor bisnis gelap & membentuk yayasan. Mereka meragukan sosok seperti Osama yg cermat dalam urusan perang, melakukan kudeta dengan kelompok kecil yg tidak dikenal, jelas selain menutupi kerjasama mereka, hal kudeta itu dapat dijadikan alasan kerajaan untuk memberantas rakyatnya yg protes atas kebijakan pemerintah
Faktanya adalah Saudi High Commission for Relief of Bosnia and Herzegovina (SHC) masih beroperasi & membantu Al-Qaida sejak tahun 1993 saat didirikan Pangeran Salman hingga 2001 saat didesak pihak internasional agar yayasan tersebut harus di tutup, karena membantu terorisme.
Mei 1997 laporan intelijen Perancis (DCRI) menulis "SHC dengan dalih bantuan kemanusiaan, membangun wahhabisme di Bosnia Herzegovina yang memengaruhi kaum muda negara itu dan memberikan perlindungan & pendanaan kepada organisasi Bin Laden".
Masih lanjutan laporan DCRI "Sebagian besar pejabat SHC mendukung Osama bin Laden.
Meskipun berpartisipasi dalam amal yang sah, SHC menggunakan badan amal itu untuk mengirim barang dagangan ilegal, obat-obatan & menyelundupkan senjata ke Bosnia Herzegovina".
Lain hal dengan penyelidikan pihak Washington atas 2 yayasan dimana Kerajaan Saudi sering mengadakan Gala Dinner untuk melakukan penggalangan dana untuk mereka yakni International Islamic Relief Organization (IIRO) & Al-Haramain Foundation. IIRO berafiliasi dengan Muslim World League sebuah organisasi internasional islam yang dibiayai oleh pemerintah Arab Saudi. IIRO telah mendanai HAMAS, kelompok radikal Aljazair, Al-Gama'a Al-Islamiyya kelompok radikal di Mesir. IIRO turut mendanai Ramzi Yousef mendirikan kamp pelatihan mujahid di Afghanistan.
Mohammad Jamal Khalifa, saudara ipar Osama, sekaligus Kepala kantor IIRO di Filipina, mendanai kelompok radikal di Manila untuk melakukan serangan teror kepada Paus & maskapai penerbangan USA. Kedua, Yayasan Al-Haramain yang "katanya" didirikan dengan tujuan penyebaran agama & amal berkantor pusat di Riyadh Arab Saudi dengan kantor perwakilan diseluruh negara di Afrika, Eropa, Amerika & Asia (termasuk Indonesia), ternyata menjadi pemodal aksi terorisme di dunia. Yayasan Al-Haramain yang terkait erat dengan Kerajaan Saudi ini, petinggi yayasan nya adalah menteri & pejabat di Saudi.
Adapun struktur orgaisasinya, Ketua Dewan Yayasan adalah Shalih bin Abdul Aziz bin Muhammad Alu Syaikh (Menteri Arab Saudi Urusan Islam, Dakwah & Penyuluhan menjabat tahun 1999 - Sekarang). Sebagai Direktur Yayasan Al Haramain : Jenderal Aqeel Al-Aqeel, dan Deputi Yayasan Al-Haramain : Jenderal Mansour Al-Kadi
Kerajaan Arab Saudi membantah yayasan Al-Haramain yang terafiliasi oleh pemerintah ini membantu terorisme & sikap Saudi terus memerangi aksi terorisme. Tetapi PBB pada bulan September tahun 2001 menetapkan bahwa Yayasan Al-Haramain yang terdiri dari 3.000 karyawan & tersebar di 50 negara ini sebagai entitas yang membiayai terorisme dengan anggaran tahunan sebesar 40 juta USD hingga 60 juta USD. Organisasi teroris yang menerima bantuan dana dari yayasan Al-Haramain adalah :
- Al-Qaida
- Jihad Islam Mesir
- Al-Ittihad Al-Islamiya
- Laskar E-Taibah
- HAMAS
- Al-Shabab
- Jemaah Islamiyah (Indonesia, Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand & Filipina)
Menewaskan 202 orang & melukai lebih dari 300 orang.
Kita kembalikan bahasan ke Osama bin Laden, Agustus 1996 Osama mengeluarkan Deklarasi Perang yang berisi : "Semua muslim wajib menyerang Amerika & sekutunya, dinegara manapun mereka berada, termasuk pemerintahan sekuler, penduduk kafir atau penduduk muslim yg menolak jihad".
Masih dalam Deklarasi Perang Osama bin Laden :
"Umat muslim menderita akibat agresi tentara Kristen & tentara zionis Yahudi, lihat setiap hari di Palestina umat Islam dianiaya Yahudi, maka umat muslim wajib memerangi Yahudi & membantu Palestina, berjihad lah".
Akibat deklarasi perang Osama, banyak orang yang direkrut Al-Qaida baik di doktrin atau terdoktrin pemikiran Jihad karena menyaksikan propaganda dan ceramah Osama lalu datang mengajukan diri untuk berjihad. Mereka merasa wajib melakukan perintah Agama itu.
Feisal Dukhayyil anggota Al-Qaida asal Saudi yang dipenjara di Guantanamo, menceritakan awal dia bergabung "Saya sedih karena umat Islam menderita, setelah melihat Al-Qaida saya mengajukan diri bergabung, niat awal untuk membantu pengobatan mujahid, bukan untuk perang"
Al-Qaida lebih suka merekrut orang muslim yang kurang taat Agama, atau pengetahuan Agama nya minim, mereka lebih mudah mencuci otak mereka saat di kamp Al-Qaida. Tak jarang mereka di imingi uang jaminan untuk keluarga yang ditinggalkan, jika mereka bersedia meledakkan diri. Alasan Al-Qaida membunuh warga sipil walaupun beragama Islam, mereka menyesalkan jika ada yg mati, tapi Jihad adalah perintah Al-Quran, jadi tidak masalah jika warga sipil menjadi korban, karena itu memang sudah ajal mereka menjadi korban perang & jihad.
Dalam serangan 11 September 2001, Osama memilih orang yg tepat sebagai calon pelaku bom bunuh diri yaitu : Muhammad Atta - Arsitek, Ramzi Al-Shibh - Pilot, Marwan Al-Shehi - Insinyur, Ziad Jarrah - Insinyur. Dari empat orang ini, hanya, Al-Shibh yg memiliki pengetahuan Agama
Tak satu pun dari martir 9/11 yang memiliki pendidikan sekolah islam, semuanya sekolah formal, bahkan Jarrah dulunya bukanlah muslim yg taat, tidak mengerti betul hakikat agama & menafsirkan ayat, hadist, hukum Islam hanya karena tekstual, sehingga sangat dangkal.
Psikiater Forensik Marc Sageman, dalam penelitian tentang terorisme 9/11 menemukan, didalam tubuh Al-Qaida, hanya 25% yang berlatar belakang pendidikan Islam, 60% orang muslim yg baru mendalami Islam tapi terpengaruh doktrin Al-Qaida, 15% orang yg baru memeluk agama Islam. Marc Sageman menyimpulkan, masalahnya bukan pada Agama Islam, tapi ketidak tahuan & kurang mendalami Islam, banyak yg mempelajari Islam dengan cara autodidak, mereka mengagumi pemikiran Jihad Azzam. Walaupun pastilah Azzam menyesalkan kegiatan teroris yang dilakukan Al-Qaida
Bagaimanapun Al-Qaida masih tumbuh subur hingga saat ini, cabang organisasi yg berafiliasi dengan Al-Qaida masih terus ada, karena terorisme atas nama Islam, adalah Bisnis & gerakan Politik, yang dibungkus dengan dalil Agama
Kematian Osama Bin Laden pada 2011 bukanlah akhir dari terorisme, Al-Qaida masih tetap ada & mengancam kita, organisasi yang terafiliasi oleh mereka masih ada hingga detik ini, seperti :
- Taliban
- Gerakan Islam Uzbekistan
- Al-Shabab di Somalia
- Abu Sayaf di Filipina.
- Jemaah Islamiyah di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand & Brunei
- Laskar E-Taibah di Pakistan (Kalau yg sudah nonton film Hotel Mumbai, pasti tau seperti apa kekejaman Laskar E-Taibah)
- ISIS yg bergabung dengan Al-Qaida 2009, lalu keluar ditahun 2014.
Sumber :
1. Hatred's Kingdom karya Dore Gold tahun 2003 (PDF)
2. Al-Qaida's Jihad in Europe karya Evan Kohlmann tahun 2004 (PDF)
3. Fields Of Blood karya Karen Armstrong tahun 2014
4. The Triple Agent karya Joby Warrick tahun 2011
5. Data terduga teroris baik secara individu maupun kelompok (Jamaah Islamiyah & Yayasan Al-Haramain)
Sumber arsip Mabes Polri 2017
Format PDF 112 halaman
6. Sumber lengkap daftar kelompok teroris & maupun perorangan diseluruh dunia yang bisa pembaca akses untuk lebih mendalami
Sumber Dewan Keamanan PBB (https://t.co/VOQnGeYNH1?amp=1)
7. Data tentang Jemaah Islamiyah yang bisa pembaca akses untuk lebih mendalami
Sumber Dewan Keamanan PBB (https://t.co/JtNFk8iXSy?amp=1)
8. Data tentang Yayasan pemberi dana terorisme yang bisa pembaca akses untuk lebih mendalami
Sumber Dewan Keamanan PBB (https://t.co/Y9PvGc0cHe?amp=1)
9. Data pendukung berupa artikel & berita yang bisa pembaca akses untuk lebih mendalami (https://t.co/A6UkHBmI8R?amp=1)
10. Artikel dari Harvard berjudul Eradicating Evil berisi tentang penelusuran aliran dana terorisme (https://t.co/BAJlfemqq0?amp=1)
11. Wawancara The Guardian dengan Alia Ghanem ibunda dari Osama bin Laden (https://t.co/AHOO5rOMvC?amp=1)
12. Artikel dari Global Research tentang pendanaan terorisme (https://t.co/PHRKZK6t51?amp=1)
13. Artikel dari Medium berjudul From Bosnia to Guantanamo (https://t.co/DaM7ltX3PY?amp=1)
14. Dalam situs resmi ini diulas sumber keuangan Terorisme menurut U.S. Department of the Treasury (https://t.co/ZGc3V5gIvQ?amp=1)
Nb : Postingan ini merupakan thread dari Mazzini di twitter @mazzini_giusepe yang saya rasa perlu untuk didiskusikan. Untuk bergabung silakan kunjungi thread berikut https://twitter.com/mazzini_giusepe/status/1183680528605569025